10 December 2025

Panduan Jamaah Umroh dan Haji Jika Sakit di Tanah Suci

Menjalankan ibadah di Tanah Suci adalah impian setiap Muslim. Namun, perjalanan jauh, perubahan cuaca, dan aktivitas padat sering kali membuat tubuh mudah lelah — bahkan bisa jatuh sakit. Lalu, apa yang harus dilakukan jika sakit saat berada di Tanah Suci? Yuk, simak panduannya berikut ini. 1. Jangan Panik dan Segera Beri Tahu Pembimbing atau Petugas Langkah pertama yang paling penting adalah memberitahukan kondisi kesehatan Anda kepada pembimbing, ketua rombongan, atau petugas travel. Mereka sudah dilatih untuk menangani situasi darurat dan tahu ke mana harus membawa jamaah yang sakit. Biasanya, setiap kloter memiliki tim medis yang siap membantu selama perjalanan ibadah berlangsung. 2. Manfaatkan Fasilitas Kesehatan di Makkah dan Madinah Tenang saja — pemerintah Arab Saudi menyediakan layanan kesehatan gratis bagi jamaah haji dan umroh di rumah sakit maupun klinik sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Beberapa rumah sakit besar di sana antara lain: Rumah Sakit Ajyad Al-Haram (dekat Masjidil Haram) Rumah Sakit King Faisal – Makkah Rumah Sakit King Fahd – Madinah Cukup tunjukkan paspor dan visa umroh/haji, maka Anda bisa mendapatkan perawatan medis tanpa biaya tambahan. 3. Siapkan Obat Pribadi Sebelum Berangkat. Sebelum berangkat, pastikan Anda membawa obat-obatan pribadi, terutama jika memiliki penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau asma. Bawa juga resep dokter dan catatan medis, untuk berjaga-jaga jika perlu perawatan di sana. Beberapa obat umum yang disarankan: Obat flu, batuk, dan demam• Vitamin atau suplemen daya tahan tubuh Obat pencernaan Salep otot atau balsem 4. Jaga Kesehatan Selama di Tanah Suci Pencegahan tetap lebih baik daripada pengobatan. Agar tetap fit selama beribadah, lakukan hal-hal berikut: Minum air putih yang cukup Istirahat cukup, jangan terlalu memaksakan diri Gunakan masker di tempat ramai Konsumsi makanan bergizi Hindari terpapar panas matahari terlalu lama 5. Peran Travel Umroh dan HajiJika Anda berangkat bersama biro perjalanan resmi, biasanya mereka sudah menyiapkan pendamping medis atau dokter kloter, serta memiliki kerja sama dengan fasilitas kesehatan setempat. Karena itu, pastikan Anda memilih travel yang terpercaya dan memiliki layanan kesehatan yang jelas untuk keamanan selama ibadah. Kesimpulan Sakit saat di Tanah Suci memang bisa menjadi ujian, tapi bukan hal yang perlu ditakuti. Dengan persiapan yang baik, komunikasi dengan petugas, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, jamaah tetap bisa menjalankan ibadah dengan tenang. Ingat, menjaga kesehatan adalah bagian dari ibadah juga. Tips tambahan: Sebelum berangkat, lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan pastikan kondisi tubuh siap untuk aktivitas ibadah yang cukup padat. Sehat, kuat, dan niat yang tulus insya Allah ibadah di Tanah Suci akan berjalan lancar dan penuh berkah.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Mudahnya Mengecek Status Istithaah Kesehatan di Aplikasi sebagai Syarat Pelunasan Biaya Haji

Sejak diberlakukannya sistem istithaah kesehatan sebagai syarat utama pelunasan biaya haji, pemerintah memberikan kemudahan bagi calon jemaah melalui pengecekan status secara digital. Kini, jemaah tidak perlu menunggu informasi dari puskesmas atau kantor Kemenag—cukup membuka aplikasi resmi, dan semua data kesehatan dapat dilihat secara langsung. Artikel ini membahas bagaimana cara mengecek status istithaah, manfaatnya, serta kenapa sistem ini membuat proses pemberangkatan haji jadi lebih tertib dan efisien. Apa Itu Istithaah Kesehatan? Istithaah kesehatan adalah penilaian kemampuan fisik dan mental calon jemaah haji untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Tanah Suci. Pemeriksaan ini dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk, seperti puskesmas dan rumah sakit. Penilaian ini menentukan apakah jemaah: Istithaah penuh, Perlu pendampingan, atau Ditunda karena alasan kesehatan tertentu. Status inilah yang kini menjadi syarat untuk melanjutkan proses pelunasan biaya haji. Kenapa Sekarang Bisa Dicek Lewat Aplikasi? Transformasi digital di layanan haji membuat pemerintah menyediakan akses cepat dan akurat bagi jemaah. Dengan aplikasi resmi, status kesehatan langsung terhubung dengan data pemeriksaan yang sudah dilakukan di fasilitas kesehatan. Artinya: Tidak perlu menunggu kabar dari puskesmas Tidak perlu datang ke Kemenag Tidak perlu mengecek ke petugas secara manual Cukup buka aplikasi—semua data tampil otomatis. Cara Mengecek Status Istithaah Kesehatan di Aplikasi Berikut langkah-langkah umum yang mudah diikuti oleh calon jemaah: Unduh Aplikasi Resmi Cari aplikasi layanan haji yang dikeluarkan oleh pemerintah di Play Store atau App Store. Instal seperti biasa. Login Menggunakan Data Pribadi Masukkan nomor porsi, NIK, atau data lain yang diminta sesuai petunjuk aplikasi. Pilih Menu “Kesehatan” atau “Istithaah” Di halaman utama biasanya tersedia menu khusus untuk memeriksa status kesehatan haji. Lihat Status Istithaah Status akan tampil secara otomatis, misalnya: ISTITHAAH ISTITHAAH DENGAN PENDAMPING BELUM ISTITHAAH Jika ada catatan atau rekomendasi kesehatan, semuanya tercantum dengan jelas. Gunakan Status untuk Pelunasan Biaya Haji Jika status sudah “ISTITHAAH”, jemaah bisa langsung melanjutkan proses ke bank penerima setoran. Manfaat Mengecek Istithaah Melalui Aplikasi Menggunakan aplikasi memberikan banyak keuntungan, seperti: ✔ Cepat dan Praktis Jemaah dapat mengecek kapan saja tanpa harus ke kantor Kemenag. ✔ Informasi Akurat dan Terintegrasi Data langsung terhubung dengan hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah tervalidasi. ✔ Menghindari Antrian dan Penumpukan Informasi Tidak perlu menunggu pengumuman manual yang sering memakan waktu. ✔ Mempermudah Tahap Pelunasan Jemaah bisa segera menyelesaikan pembayaran setelah status istithaah keluar. Penutup Dengan adanya aplikasi pengecekan status istithaah kesehatan, proses keberangkatan haji menjadi jauh lebih mudah, cepat, dan efisien. Jemaah tidak lagi bergantung pada informasi manual dan dapat memantau statusnya kapan pun diperlukan. Transformasi digital ini membuktikan bahwa penyelenggaraan haji terus berkembang untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh umat Muslim yang berkeinginan menunaikan ibadah haji.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Tarif Istithaah Haji Dipatok Maksimal Rp1 Juta, Pemerintah Tekan Biaya Medis

Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf, menegaskan kembali kebijakan batas tertinggi tarif pemeriksaan medis istithaah kesehatan bagi jemaah haji, yakni maksimal Rp1 juta. Kebijakan ini merujuk pada surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diterbitkan tahun lalu. Gus Irfan meminta daerah yang masih menerapkan tarif di atas Rp1 juta agar segera menyesuaikannya. Sementara daerah yang sudah lebih rendah diminta untuk tidak menaikkan tarif. “Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait hal ini agar disampaikan kepada seluruh kepada daerah. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh jemaah mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan yang wajar, terjangkau, dan merata,” terang Gus Irfan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (25/11/2025) di Jakarta. Adapun dalam penilaian medis istithaah, jemaah akan dikategorikan ke dalam empat kelompok: Memenuhi istithaah kesehatan (sehat dan mandiri). Memenuhi istithaah dengan pendampingan (memiliki penyakit kronis terkontrol atau menggunakan alat bantu) Tidak memenuhi istithaah sementara (mengidap penyakit menular atau penyakit kronis yang belum terkontrol) Tidak memenuhi istithaah permanen (mengidap penyakit berat yang mengancam jiwa seperti gagal jantung, gagal ginjal stadium lanjut, atau gangguan kejiwaan berat). “Penentuan kategori ini sepenuhnya dilakukan tenaga medis berwenang, sesuai standar klinis. Status istithaah ditetapkan setelah seluruh rangkaian pemeriksaan selesai dan hasilnya diinput ke dalam Siskohatkes,” tegas Gus Irfan. Ia pun menyatakan bahwa penetapan istithaah bukan hanya persoalan administrasi. Ia mengaku telah berkali-kali diingatkan oleh Kementerian Haji Arab Saudi untuk benar-benar memberangkatkan jemaah yang siap secara fisik dan mental.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Manasik Kesehatan Haji 2026 Dimulai Januari: Dokter Pantau Jemaah 3 Bulan Nonstop

Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) memastikan manasik kesehatan untuk calon jemaah haji 1447 H/2026 M akan dimulai pada Januari 2026. Program ini digelar setelah proses seleksi petugas haji rampung seluruhnya. Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan durasi manasik tahun ini lebih singkat dari biasanya. Namun, peran tenaga kesehatan justru semakin besar. “Jadi kita kan manasik kesehatan relatif tahun ini lebih singkat ya. Paling nanti mulai Januari,” kata Dahnil saat menghadiri kegiatan Perdokhi di Sentul, Bogor, Sabtu (22/11/2025). Menurutnya, daftar jemaah yang berhak berangkat sudah keluar pada November–Desember sehingga dokter bisa langsung mulai melakukan pembinaan. “Januari itu artinya dokter akan banyak terlibat untuk mengawasi kesehatan jemaah,” ujarnya. “Kan bulan November, Desember ini pasti porsi siapa yang akan berangkat sudah diumumkan. Artinya di situ ada keterlibatan quote unquote manasik kesehatan,” tambahnya. Pengawasan 3 Bulan Dahnil menjelaskan, para dokter dari Pusat Kesehatan Haji akan melakukan pemantauan selama tiga bulan sebelum pemberangkatan. Fokusnya mulai dari pembiasaan jalan kaki, pola makan sehat, hingga kebiasaan fisik lain yang akan memengaruhi stamina jemaah di Armuzna. “Para dokter nanti akan lakukan pengawasan terus-menerus selama 3 bulan untuk mereka. Supaya misalnya tertib jalan kaki, kemudian menjaga makanan, dan sebagainya,” jelasnya. Ia menyamakan proses ini layaknya melatih atlet menghadapi turnamen besar. “Karena ini seperti mempersiapkan atlet yang akan bertanding nanti di puncak haji,” tukas Dahnil. Angka Kematian Tinggi Bukan Hanya Karena Usia Evaluasi Kemenhaj menunjukkan masalah kesehatan jemaah harus ditangani dari hulu. Tahun 2025, jemaah Indonesia menyumbang 50 persen dari total jamaah wafat di Tanah Suci. “Tingkat kematian jemaah haji kita tinggi sekali, persentasenya itu pun tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain,” kata Dahnil. Ia menegaskan, kematian tidak didominasi jemaah lansia saja, tetapi banyak terjadi pada jemaah yang memiliki komorbid. “Banyak orang yang sejatinya sakit dan tidak pantas berangkat, itu bisa berangkat karena dokumennya bilang dia sehat,” ungkapnya. Dahnil menilai peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan awal adalah kunci menurunkan risiko tersebut.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Pemerintah Indonesia Jajaki Kerja Sama dengan Arab Saudi untuk Pelayanan Kesehatan Haji 2026

Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kerja sama dengan pemerintah Arab Saudi untuk memastikan pelayanan kesehatan jemaah haji tetap berjalan optimal di musim haji 2026. Langkah ini diambil menyusul kebijakan baru otoritas Saudi yang melarang negara lain membuka klinik atau rumah sakit secara mandiri di wilayahnya. Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan sejumlah rumah sakit di Arab Saudi. “Atas dorongan Komisi VIII, melakukan beberapa pembicaraan, rencana KSO (Kerja Sama Operasi) dengan beberapa rumah sakit di Saudi Arabia,” kata Dahnil di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (29/10/2025). Operasional Klinik Haji Akan Dijalankan Bersama Rumah Sakit Saudi Dahnil menjelaskan bahwa Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dan Madinah nantinya tidak lagi beroperasi secara independen, melainkan dalam bentuk kolaborasi dengan fasilitas medis resmi Arab Saudi. “Jadi KKHI kita itu, kita punya KKHI di Mekkah, kita punya klinik haji juga di Madinah. Nah, itu nanti operasinya itu bersama dengan rumah sakit Arab Saudi yang legal,” ujar Dahnil. Ia menambahkan, pemerintah Saudi juga berkomitmen mendukung peningkatan layanan darurat di musim haji mendatang. “Bahkan mereka juga punya komitmen akan mendorong, misalnya seperti mobile emergency unit. Termasuk kami mulai melakukan penjajakan agar rumah sakit-rumah sakit yang bekerja sama dengan kita itu juga meng-hire tenaga kesehatan kita, baik itu dokter maupun perawat,” tambahnya. DPR Ingatkan Pemerintah Siapkan SDM Kesehatan Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid mengingatkan pemerintah soal aturan baru dari otoritas Saudi tersebut. Mulai tahun depan, Indonesia tidak diizinkan membuka klinik sendiri selama musim haji. Semua pasien yang sakit harus dibawa ke rumah sakit Arab Saudi. “Catatan untuk tahun ini adalah kita tidak boleh membuka klinik di sana. Ini semua orang sakit, baik itu tidak boleh dirawat di hotel atau klinik, tidak boleh. Artinya harus dibawa ke rumah sakit,” ucap Wachid saat rapat Panja Haji di Komisi VIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025). Menurut Wachid, kebijakan ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah Indonesia, terutama dalam menyiapkan tenaga medis yang siap bekerja di sistem kesehatan Saudi. “Ini PR besar untuk kesehatan perlunya kita menyediakan SDM yang nanti akan masuk sebagai pelayan kesehatan di rumah sakit Arab Saudi,” tambahnya. Wachid juga menekankan pentingnya pelatihan dan kesiapan tenaga kesehatan Indonesia agar kualitas layanan jemaah tetap terjaga. “Kualitas pelayanan tak boleh menurun hanya karena perubahan sistem,” tegasnya.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Tips Menjaga Stamina Saat Thawaf dan Sa’i agar Ibadah Nyaman

Melakukan thawaf dan sa’i merupakan dua amalan utama dalam ibadah umrah maupun haji. Kedua ibadah ini membutuhkan tenaga fisik yang cukup, karena dilakukan dengan berjalan cukup jauh dalam waktu yang tidak singkat. Agar ibadah tetap khusyuk dan tubuh tidak mudah lelah, penting bagi jamaah untuk menjaga stamina saat thawaf dan sa’i sejak sebelum keberangkatan hingga pelaksanaan ibadah. 1. Konsumsi Makanan Bergizi Sebelum dan Selama Ibadah Asupan makanan yang tepat membantu menjaga energi tubuh selama beribadah. Pilih makanan bergizi seimbang dengan memperbanyak buah, sayur, dan sumber protein seperti ikan, ayam, atau telur. Kurangi makanan tinggi lemak dan gorengan agar tubuh tidak cepat lelah. Hindari makan terlalu kenyang sebelum thawaf agar tidak terasa sesak atau mual. Dengan pola makan sehat, tubuh akan tetap bertenaga meski beraktivitas dalam cuaca panas di Makkah. 2. Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh Suhu di Makkah yang panas dapat menyebabkan dehidrasi. Minumlah air putih yang cukup sebelum dan sesudah thawaf atau sa’i. Bawa botol minum kecil agar bisa meneguk air kapan saja. Jika tersedia, minumlah air zamzam untuk menyegarkan tubuh sekaligus menambah semangat ibadah. Menjaga hidrasi yang cukup akan membantu tubuh tetap segar selama menjalankan rukun umrah. 3. Gunakan Pakaian dan Alas Kaki yang Nyaman Kenyamanan selama ibadah sangat bergantung pada perlengkapan yang digunakan. Gunakan pakaian ihram yang ringan dan menyerap keringat. Jamaah wanita sebaiknya mengenakan pakaian longgar dan sejuk agar bebas bergerak. Pilih sandal atau alas kaki empuk yang pas di kaki untuk menghindari lecet, terutama saat sa’i. 4. Pilih Waktu yang Tepat untuk Thawaf dan Sa’i Untuk menghindari kelelahan berlebih, sebaiknya lakukan thawaf dan sa’i pada waktu yang tidak terlalu panas. Waktu terbaik adalah pagi buta atau malam hari. Hindari jam-jam terik, sekitar pukul 11.00–15.00, karena suhu sangat tinggi dan berisiko dehidrasi. Dengan pemilihan waktu yang tepat, ibadah menjadi lebih nyaman dan tidak tergesa-gesa. 5. Lakukan Pemanasan Ringan Sebelum Ibadah Sebelum mulai thawaf atau sa’i, lakukan peregangan ringan agar otot tidak kaku. Gerakkan bahu, leher, dan kaki selama beberapa menit. Berjalan santai sebentar untuk melancarkan peredaran darah. Pemanasan sederhana ini membantu mencegah kram dan kelelahan otot. 6. Atur Ritme Jalan dan Fokus pada Niat Jangan terburu-buru saat thawaf dan sa’i. Jalanlah dengan ritme stabil dan nyaman. Fokus pada niat, doa, dan dzikir agar ibadah tetap khusyuk. Bila merasa lelah, berhenti sejenak di area yang aman untuk beristirahat. Menjaga ritme langkah membantu stamina tetap terjaga hingga akhir ibadah. 7. Cukup Istirahat dan Hindari Begadang Tidur cukup setiap malam sangat penting untuk memulihkan tenaga. Pastikan tidur 6–8 jam setiap malam. Hindari begadang kecuali untuk ibadah penting seperti tahajud atau qiyamul lail. Tubuh yang cukup istirahat akan lebih kuat menjalani aktivitas padat di Tanah Suci. 8. Jaga Ketenangan Hati dan Mental Selain fisik, kekuatan mental juga mempengaruhi stamina. Hindari stres, terburu-buru, atau emosi saat beribadah. Perbanyak dzikir dan doa agar hati tetap tenang. Ketenangan hati akan membantu menjaga energi dan semangat selama thawaf dan sa’i.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Perbedaan Haji Arbain dan Non Arbain: Penjelasan Lengkap untuk Calon Jamaah

Setiap Muslim tentu mendambakan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Dalam penyelenggaraan haji, dikenal beberapa jenis program perjalanan, salah satunya Haji Arbain dan Haji Non Arbain. Keduanya sama-sama sah dan mengikuti rukun haji, namun memiliki perbedaan dalam durasi perjalanan dan fokus ibadah. Sebelum membahas perbedaannya, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu Arbain dan maknanya dalam konteks ibadah haji. Apa Itu Arbain? Kata “Arbain” (أربعين) berasal dari bahasa Arab “Arba‘ūn” yang berarti empat puluh (40). Dalam konteks ibadah haji, istilah Arbain merujuk pada shalat berjamaah selama 40 waktu secara berturut-turut di Masjid Nabawi, Madinah — yang berarti selama delapan hari (karena 5 waktu shalat × 8 hari = 40 waktu). Melaksanakan shalat Arbain dipercaya memiliki nilai keutamaan besar, karena jamaah tidak hanya memperbanyak amal di Masjid Nabawi — salah satu masjid paling mulia dalam Islam — tetapi juga melatih kedisiplinan, ketekunan, dan keikhlasan dalam ibadah. Apa Itu Haji Arbain? Haji Arbain adalah program haji yang memasukkan pelaksanaan shalat Arbain ke dalam rangkaian perjalanan. Jamaah akan tinggal lebih lama di Madinah, biasanya sekitar 40 hari, agar bisa menunaikan 40 kali shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Selain itu, jamaah juga diberi waktu cukup untuk memperbanyak zikir, doa, serta berziarah ke makam Rasulullah SAW dan para sahabat. Apa Itu Haji Non Arbain? Sementara itu, Haji Non Arbain tidak mencakup kewajiban melaksanakan 40 kali shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Jamaah tetap mengunjungi Madinah, namun dengan waktu yang lebih singkat — biasanya 24 hari. Fokus perjalanan lebih pada pelaksanaan rukun dan wajib haji di Makkah, tanpa menetap lama di Madinah. Program ini cocok untuk jamaah yang ingin lebih efisien dari segi waktu dan biaya, tanpa mengurangi keabsahan ibadah hajinya. Mana yang Sebaiknya Dipilih? Pemilihan paket tergantung kebutuhan dan kesiapan jamaah. Jika ingin mendapatkan pengalaman spiritual mendalam di Madinah, pilih Haji Arbain. Jika menginginkan perjalanan singkat dan efisien, Haji Non Arbain bisa jadi pilihan ideal. Keduanya sama-sama sah dan berpahala, tergantung pada niat dan kesungguhan dalam beribadah. Kesimpulan Arbain berasal dari kata Arab yang berarti empat puluh, melambangkan ketekunan dalam beribadah selama 40 waktu di Masjid Nabawi.Baik Haji Arbain maupun Non Arbain memiliki nilai dan keutamaannya masing-masing. Yang terpenting adalah mempersiapkan diri secara lahir dan batin agar ibadah haji diterima oleh Allah SWT.
Baca Selengkapnya
10 December 2025

Persiapan Fisik Sebelum Berangkat Umrah atau Haji: Tips Agar Ibadah Lebih Lancar dan Nyaman

Melaksanakan ibadah ke tanah suci merupakan impian bagi setiap Muslim. Perjalanan spiritual ini tidak hanya menuntut kesiapan mental dan spiritual, tetapi juga kesiapan fisik yang prima. Aktivitas selama umrah cukup padat—mulai dari tawaf, sa’i, hingga berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain dalam cuaca yang terkadang ekstrem. Agar ibadah berjalan lancar dan nyaman, berikut beberapa tips persiapan fisik sebelum berangkat ibadah yang bisa kamu terapkan. 1. Periksa Kesehatan Secara Menyeluruh Langkah pertama yang harus dilakukan adalah medical check-up. Pastikan tubuh dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit yang dapat menghambat aktivitas selama ibadah. Konsultasikan dengan dokter mengenai: Tekanan darah dan kadar gula, Kesehatan jantung dan paru-paru, Kebutuhan vaksinasi (seperti meningitis yang diwajibkan pemerintah Arab Saudi). Jika memiliki penyakit tertentu, pastikan membawa obat-obatan pribadi sesuai anjuran dokter. 2. Latihan Fisik Secara Rutin Persiapan fisik sebaiknya dilakukan 1–2 bulan sebelum keberangkatan. Umrah atau haji membutuhkan tenaga ekstra karena banyak berjalan kaki dalam waktu lama. Kamu bisa memulai dengan: • Jalan kaki setiap hari selama 30–45 menit, • Latihan peregangan atau yoga untuk meningkatkan fleksibilitas, • Latihan kekuatan ringan, seperti squat atau naik-turun tangga, untuk memperkuat otot kaki. Konsistensi lebih penting daripada intensitas. Lakukan bertahap agar tubuh terbiasa dan tidak mudah lelah saat menjalani ibadah. 3. Menjaga Pola Makan Seimbang Nutrisi berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh. Sebelum berangkat ibadah: • Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan protein, • Kurangi makanan tinggi lemak dan gula, • Perbanyak minum air putih agar tubuh terhidrasi dengan baik. Bila perlu, konsumsi vitamin C atau suplemen daya tahan tubuh setelah berkonsultasi dengan dokter. 4. Istirahat yang Cukup Jangan abaikan waktu tidur. Tubuh yang lelah dan kurang istirahat akan lebih mudah terserang penyakit. Biasakan tidur 6–8 jam per malam, dan hindari begadang menjelang keberangkatan agar kondisi tubuh tetap fit. 5. Latih Diri Beradaptasi dengan Cuaca Panas Arab Saudi memiliki suhu yang jauh lebih panas dan kering dibandingkan Indonesia. Untuk beradaptasi: • Biasakan beraktivitas di luar ruangan pada pagi atau siang hari, • Gunakan tabir surya, topi, dan kacamata hitam saat di luar ruangan, • Latih tubuh agar tidak mudah dehidrasi dengan memperbanyak minum air. 6. Gunakan Perlengkapan yang Nyaman Persiapan fisik juga mencakup pemilihan perlengkapan yang tepat: • Gunakan sepatu atau sandal yang nyaman untuk berjalan jauh, • Pilih pakaian ringan dan menyerap keringat, • Siapkan alat pelindung diri sederhana seperti masker dan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan. 7. Jaga Kesehatan Mental dan Emosi Kondisi fisik yang kuat akan lebih optimal bila disertai dengan mental yang tenang. Sebelum berangkat, perbanyak dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an agar hati lebih siap menghadapi berbagai situasi selama di Tanah Suci. Persiapan fisik sebelum ibadah bukan sekadar formalitas, tetapi bagian penting agar ibadah berjalan lancar dan khusyuk. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, jamaah dapat melaksanakan setiap rukun , penuh semangat dan kebahagiaan. Ingat, umrah atau haji bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi juga perjalanan fisik—maka, persiapkan keduanya sebaik mungkin.
Baca Selengkapnya
9 December 2025

Dokumen Penting yang Harus Dibawa Umrah: Panduan Lengkap untuk Jamaah

Melaksanakan ibadah umrah merupakan impian bagi setiap muslim. Namun, sebelum berangkat ke Tanah Suci, jamaah perlu memastikan bahwa seluruh dokumen administrasi dan identitas pribadi sudah lengkap. Tanpa dokumen yang benar, Anda bisa mengalami hambatan saat pemeriksaan imigrasi, check-in hotel, atau proses keberangkatan. Berikut ini daftar dokumen wajib dan pendukung yang harus Anda siapkan sebelum berangkat umrah: 1. Paspor Asli Masa berlaku minimal 8 bulan sebelum tanggal keberangkatan. Pastikan nama dan tanggal lahir sesuai dengan data di KTP dan tiket. Simpan salinan (fotokopi atau digital) sebagai cadangan jika paspor hilang 2. Visa Umrah Visa umrah wajib dimiliki semua jamaah. Biasanya diurus oleh travel umrah resmi. Pastikan nama dan nomor paspor pada visa sesuai dengan data asli. 3. Kartu Identitas (KTP dan Kartu Keluarga) Dibutuhkan untuk verifikasi data saat pendaftaran dan administrasi keberangkatan. Bawa fotokopi KTP dan KK untuk berjaga-jaga jika diperlukan. 4. Buku Nikah atau Akta Lahir Diperlukan jika bepergian bersama pasangan atau anak. Pemerintah Arab Saudi mensyaratkan bukti hubungan keluarga bagi jamaah perempuan yang belum mencapai usia tertentu. 5. Buku Kuning (Kartu Vaksinasi Internasional) Wajib menunjukkan bukti vaksin meningitis dan COVID-19. Pastikan vaksinasi dilakukan di fasilitas kesehatan resmi yang diakui Kemenkes. 6. Tiket Pesawat dan Voucher Hotel Dokumen ini menunjukkan itinerary perjalanan umrah. Simpan versi digital di ponsel dan versi cetak di tas dokumen. 7. Kartu dan Dokumen dari Travel Umrah Berisi informasi penting seperti nama pembimbing, nomor kontak darurat, jadwal manasik, dan detail kelompok. Simpan di tempat yang mudah dijangkau selama perjalanan. 8. Asuransi Perjalanan Umrah Tidak wajib, tetapi sangat disarankan. Menjamin perlindungan medis dan non-medis selama berada di luar negeri. Tips Menyimpan Dokumen Saat Umrah Gunakan map tahan air atau dompet dokumen. Simpan dokumen asli di tas kecil yang selalu dibawa. Buat salinan digital di email atau cloud (Google Drive / Dropbox). Jangan berikan dokumen asli kepada orang lain selain petugas resmi. Kesimpulan Mempersiapkan dokumen penting untuk umrah adalah langkah awal menuju perjalanan ibadah yang aman dan nyaman. Pastikan seluruh dokumen telah diverifikasi oleh pihak travel sebelum keberangkatan. Dengan kelengkapan dokumen, Anda dapat fokus beribadah tanpa khawatir masalah administratif.
Baca Selengkapnya
4 December 2025

Panduan Tawaf: Adab, Doa, dan Tipsnya Agar Ibadah Haji dan Umrah Makin Khusyuk

Tawaf merupakan salah satu rukun penting dalam ibadah haji dan umrah. Ibadah ini dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di titik yang sama. Agar tawaf dilakukan dengan benar dan penuh makna, penting bagi jamaah untuk memahami adab, doa, dan tips tawaf dengan baik. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap panduan tawaf, mulai dari tata cara, adab, bacaan doa, hingga tips agar ibadah berjalan lancar. Apa Itu Tawaf? Secara bahasa, tawaf berarti mengelilingi sesuatu. Dalam konteks ibadah, tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT. Setiap putaran dimulai dari Hajar Aswad dan dilakukan dengan arah berlawanan jarum jam. Adab dan Etika Saat Tawaf Agar tawaf bernilai ibadah yang sempurna, perhatikan adab-adab berikut: • Berwudhu dan menjaga kebersihan. Tawaf dilakukan dalam keadaan suci dari hadas dan najis. • Berpakaian sopan dan menutup aurat. Bagi laki-laki menggunakan kain ihram, sedangkan wanita berpakaian longgar dan tertutup tanpa memakai niqab. • Tidak mendorong atau menyakiti jamaah lain. Jaga sikap dan sabar meski suasana ramai. • Fokus berzikir dan berdoa. Hindari percakapan yang tidak perlu. • Menjaga kekhusyukan. Lakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh ketenangan. Doa Saat Tawaf Tidak ada doa khusus yang wajib dibaca dalam tawaf, namun ada beberapa bacaan yang dianjurkan: 1. Saat Memulai Tawaf di Hajar Aswad “Bismillahi Allahu Akbar.” 2. Di Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad “Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar.” 3. Di Putaran Lainnya Jamaah boleh membaca doa apa saja, dzikir, atau ayat Al-Qur’an sesuai keinginan dan kebutuhan. Tata Cara Melakukan Tawaf 1. Niat Tawaf di dalam hati. 2. Mulai dari Hajar Aswad, menghadap ke arahnya dan melambaikan tangan sambil mengucap “Bismillahi Allahu Akbar.” 3. Lakukan tujuh kali putaran berlawanan arah jarum jam. 4. Setiap melewati Hajar Aswad, ulangi takbir. 5. Setelah tujuh putaran, sholat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan. 6. Minum air zam-zam dan lanjutkan dengan doa. Tips Agar Tawaf Lancar dan Nyaman • Pilih waktu tawaf di jam-jam sepi, seperti setelah shalat Isya atau sebelum Subuh. • Gunakan alas kaki yang nyaman (jika diperbolehkan). • Jaga stamina dengan makan dan minum secukupnya sebelum tawaf. • Jika bersama rombongan, tetap jaga jarak dan komunikasi. • Untuk jamaah wanita, hindari waktu haid karena tawaf tidak sah dalam keadaan tersebut. • Berdoalah dengan hati yang tulus, bukan sekadar hafalan. Kesimpulan Tawaf bukan sekadar ritual mengelilingi Ka’bah, tetapi simbol kepasrahan total seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan memahami adab, doa, dan tips tawaf, jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih tertib, tenang, dan bermakna. Semoga panduan ini membantu Anda yang sedang bersiap menunaikan ibadah haji atau umrah agar mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam dan penuh berkah.
Baca Selengkapnya